Mengapa stainless steel dan aluminium tidak mudah berkarat?

Bagi temen-temen yang udah belajar atau lagi belajar tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia (kimia kelas 12) pasti sempet terbesit pertanyaan ini. 
Dari yang kita tahu pada Deret Volta korosi, unsur yang terletak lebih kiri dari Besi (Fe) akan mengalami perkaratan atau oksidasi lebih cepat, karena kereaktifan logam terhadap asam semakin besar. Ingat lagi hayoo...
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
*banyak versi* >> kurang lebih seperti ini.
Naah, liat kan.. Al terletak di sebelah kiri Fe, berarti teorinya unsur yang berada di sebelah kiri Fe akan lebih cepat mengalami korosi, tapi mengapa Alumunium tidak mudah berkarat? 

*disini Al semacam unsur istimewa*  
   
Aluminium ialah logam paling berlimpah yang berjumlah sekitar 8% di permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium murni merupakan logam putih keperak-perakan sangat lunak, ringan, tidak magnetik, dan tidak mudah terpercik.

Karena aluminium terlalu reaktif sehingga tidak dapat ditemukan dalam unsur murninya di alam. Untuk mendapatkan aluminium kita harus mengolah bijih aluminium terlebih dahulu. Bijih aluminium ini disebut bauksit. Aluminium juga dapat dicampur dengan unsur lain, seperti tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan.

Setelah dicampur dengan unsur  lain, aluminium menjadi memiliki sifat-sifat yang lebih menguntungkan seperti tidak mudah berkarat, serta penghantar listrik dan panas yang baik. Aluminium juga merupakan logam yang kuat sehingga dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan dibentuk menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang.  Oh iya, Aluminium itu dapat di daur ulang, tanpa kehilangan kualitas asalnya setelah di daur ulang.

Karena aluminium sangat tahan karat makanya aluminium banyak digunakan oleh manusia. Misalnya saja sebagai bahan baku alat dapur, seperti panci, botol minuman ringan, tutup botol susu, dan sebagainya. Aluminium juga bisa digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disk, kabel bertegangan tinggi, sebagai bingkai jendela, dan badan pesawat terbang. Oleh karena itulah aluminium banyak digunakan di industri penerbangan dan berperan penting pula dibidang transportasi maupun konstruksi.

Stainless steel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi. Dalam stailess steel terdapat unsur-unsur yang dipadukan membentuk suatu alloy. Unsur-unsur yang ada dalam baja stainless steel yaitu krom, nikel, molibden, silikon dan mangan. Namun unsur dengan persentasi tertinggi adalah krom dan nikel. Baja stainless steel sebagian besar digunakan untuk membuat peralatan-peralatan rumah tangga terutama yang sering berhubungan dengan air. 

Baja stainless steel dan alumium ketika terdapat air atau uap air akan bereaksi dengan oksigen membentuk membentuk suatu lapisan yang sangat tipis dan lapisan tersebut melekat kuat pada permukaannya sehingga dapat melindungi bagian bawah baja yang belum teroksidasi. Lapisan tipis ini memiliki sifat tembus cahaya dan memiliki warna seperti logam aslinya (stainless steel dan aluminium yang belum teroksidasi) sehingga kedua logam seolah-olah tidak teroksidasi atau tidak mengalami karat (berkarat).

Lapisan tipis pada baja stainless steel adalah kromium(III) oksida (Cr2O3) yang merupakan hasil reaksi antara krom dengan oksigen. Oleh sebab itu yang berperan penting dalam baja stainless steel adalah krom, sedangkan unsur yang lain seperti nikel dan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai penguat. Sedangkan pada aluminium lapisan tipis tersebut adalah aluminium(III) oksida (Al2O3) dan merupakan hasil reaksi antara aluminium dengan oksigen juga. 

Walaupun memilik sifat tahan karat namun logam aluminium maupun paduannya memiliki kekurangan, salah satunya yaitu tidak bisa di las atau disolder. Hal ini tentu sangat merugikan, sebab jika sebagian kecil dari aluminium yang mengalami kerusakan maka semua bagian harus diganti dengan yang baru. Sedangkan pada baja stainless steel dapat dilas tapi bagian yang di las akan meninggalkan bercak hitam karena besi sebagai logam induk bereaksi dengan oksigen membentuk oksida besi (Fe2O3) yang berwarna coklat atau yang disebut karat besi.

*Blogger yang baik, mencantumkan nama sumber :>
http://www.engineeringtown.com/kids/index.php/energi-dan-material/265-aluminium
http://wanibesak.wordpress.com/2011/02/17/mengapa-stainless-steel-tidak-berkarat/

*sekian*

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi di Thailand part 2 : Pembuatan SKCK

SISTEM JAMINAN HALAL PADA KANTIN-KANTIN DI IPB MENUJU IPB WORLD CLASS UNIVERSITY