Kopdar Santai Edisi: "Gigitan Tomcat!"

Di postingan kali ini, aku mau sedikit berbagi pengalaman tentang terapi untuk kasus gigitan tomcat. Korban gigitan adalah Ayahku sendiri. Waktu itu 15 November 2019, Ayah baru pulang dari Bandung. Pulang-pulang keluhannya gatel di daerah tengkuk. Awalnya emang kayak bentol gigitan nyamuk, tapi ayah bilang itu gatel dan perih. Kalau di garuk, reda sementara tapi sakit jadi sesekali di tepuk tepuk aja daerah sekitar, hanya sebagai counter irritant sementara. Tapi ga menyelesaikan masalah. Ayah bilang jamuran. Tapi begitu lihat lesionya, aku udah curiga ini bukan jamuran, bukan gigitan nyamuk, bukan juga ringworm, karena kalau ringworm khas melingkar dan ada penebalan di margin lingkaran. 

Berkaitan dengan kondisi saat itu lagi musim hujan, sempat terbesit untuk mencari tau serangga kecil hitam oren yang terkenal sering muncul di musim hujan yaitu Tomcat. Akhirnya mulai mini-riset lewat beberapa bacaan mulai dari berita lokal sampai artikel ilmiah tentang gigitan tomcat. Dan "eureka!" dari setiap gambar yang ku cocokan di bacaan ilmiah itu memang mirip dan gejala yg ditimbulkan serupa, erythematous, pustule, area sekitar seperti luka bakar, perih, gatel, daerah sekitar juga panas. Akhirnya pertanyaan ku ke ayah adalah "Apa di kamar cottage waktu di Bandung banyak serangga?" dan ayah baru cerita, kalau ternyata kamar cottagenya memang di tengah-tengah kebun dan ventilasi atas jendela gada kasanya, waktu malam ayah mau tidur itu udah gelap, lampu dimatiin. tapi ayah ngrasa ada serangga terbang terbang kayak laron, jadi ayah gabisa lihat betul itu serangga apa. Tapi kecurigaan ku tetap ke si Tomcat. Setelah mencocokan anamnesa, fakta, dan gambar literatur, kcenderunganku adalah suspect Paederus Dermatitis. Belum bisa diagnosa definitif karena ga ku lanjutkan pemeriksaan kerokan kulit atau smacamnya. 

Kondisi gigitan hari pertama

Kondisi gigitan setelah beberapa hari. Kalau kata ayah perih seperti luka bakar



Kurang lebih butuh waktu 2 pekan ayah di treatment sampai kulitnya kembali normal. Dgn melihat dan pertimbangan tanda klinis yg nampak, saat itu aku langsung ngambil tindakan untuk bersihin pake rivanol karena sesekali ada keluar cairan ekstraselnya dari area luka terutama marginnya.. Karna memang bentukannnya erythematous gitu gaes, slanjutnya baru di keringkan dan ku oles salep Genoint. Kebetulan yang ada itu, first aid di rumah. Dan alasan pakein antibiotik salep ini karena udh pustule saat itu yang khawatirnya memang ada infeksi sekunder dari bakteri. Rekomendasi terapi dari beberapa sumber yang ku baca adalah menggunakan salep dengan kandungan antihistamin atau antiinflamasi. Dan beberapa kasus di support dengan antibitoik oral. Kebanyakan disarankan pake antibiotik golongan fluorquinolon, yang paling umum adalah Ciprofloxacin. Alhamdulillah setelah di treatment menunjukkan progress yang baik :)



Setelah 2 minggu treatment :)



Untuk readers yg mengalami hal serupa kuncinya jangan panik. Segera konsultasikan ke Dokter dan jangan sembarangan ambil tindakan untuk pakai pasta gigi atau minyak goreng. Mungkin kejadian ini nampak sederhana tp setiap individu bisa berbeda efeknya apalagi jika disertai penyakit lain misalnya alergi obat-obat ttn. Okey mungkin cukup sekian, semoga sehat selalu yaa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi di Thailand part 2 : Pembuatan SKCK

Mengapa stainless steel dan aluminium tidak mudah berkarat?

Studi di Thailand : Persiapan Keberangkatan Part 1