It's Milk Collecting timee!!

Halo! lama ga ceritaaa, been a long time since koasda lyf attack. Seru oke seru, tapi gabuat diulang :)
Nahh, salah satu tempat koasda yang unforgettable adalah iniii! yeaap KPSBU Lembang. Awalnya, insecure untuk memasuki stase ini karena pernah punya pengalaman gaenak sama dosen-relate to it. Singkatnya, selain materinya yang dalem dan such a complicated plus dosennya yang ah sudahlah. Then it comes up to just bad for me. Tapi KPSBU lembang berhasil menjadi tempat healing akan semuanyaa *jieee

Diantara beberapa aktivitas rutin yang diikutin di KPSBU Lembang, ada salah satu aktivitas asik yang once you heard bikin excited (saat itu) mhuehe. Or just me? tapi rani emang suka nihh yang aplicable gini, bikin seneng belajar jadinya. Nah ini adalah salah satu kegiatan Milk Collecting di tempat pelayanan koperasi (TPK) Cilumber, Lembang. Pagi buta sekali sekitar jam 04.20 (abis subuh) kami jalan sekitar 600 meter dari mess ke kantor KPSBU bareng Astrid dan Rahma. Kami mencar biar cukup truknya, karena harus join truk yang udh diisi petugas didalemnya. Jadi sharing tempat duduk ehehe. Setiap truk pasti udah diisi 3 petugas. Masing masing tupoksinya adalah sopir, tester, dan PAD (bagian catat mencatat). Rani kebagian ikut truk yang ambil susu di wilayah TPK Cilumber, bareng Pak Iwan sang sopir (yang jaket biru), Pak Yaya (tester), dan Pak Karsa (PAD). Pak Karsa yang bawa papan jalan. Kebayang ga dalam truk kayak gimana? hahah sensasi empet empetan. Rani minta pinggi biar deket jendela dan emang rani gasuka bau asap rokok so much. jadi kerja di lapang bareng akang akang harus ekstra sabar dan mengalah :"  sayangnya gada foto di truk wkwkwkk ga kobe juga ah malu :'))

Kemudian, Di TPK ngapain aja? 

Jadi, begitu Pak Iwan sudah markir enak di posisi oye (anw skill nyetirnya acung jempol! He did his job so much well #appreciate), kami semua turun nih.  Ini situesyen nya... 


TPK Cilumber, Penampungan Gombong

TPK Cilumber, Penampungan Caringin

Pak Yaya lagi cek BJ sama uji alkohol

Mulai berdatangan satu satu para peternak... Dan mulai lah bekerja, Pak Yaya Pak Karsa Pak Iwan sudah ancang ancang di tempatnya. Karena peternaknya banyak, milk can nya buanyak, sistem kerja cepattt n sebisa mungkin tepat, jadi cukup hectic suasanya disana saat itu. Pak Yaya udah ready dengan 2 senjatanya, Lactodensimeter sama alat uji alkohol (?) Kayak gini,



Alat uji alkohol

Laktodensimeter
Pengujian yang dilakukan sederhana.. BJ dan uji alkohol aja. Batas BJ susu yang tidak masuk kualifikasi kalau di bawah 1.025, normalnya BJ susu adalah 1.025 - 1.032. Di skala alat nya bisa dilihat kan itu ada warna merah dan hijau, untuk memudahkan kerja aja di lapang, kalau udh masuk range merah pas di ukur, berarti di tolak susu nya. alias gabagus. Tapi dari hasil wawancara sama Pa Yaya belum nemu sih yg sampei di tolak gitu. soalnya pasti peternak udh sadar sendiri biasanya kalau susu sapinya ga bagus misal karena emang sapinya sakit. Kebetulan pelayanan kesehatan sapi perah juga di kelola sama KPSBU Lembang itu sendiri jadi terintegrasi dengan baik. Terus prinsip uji alkoholnya juga sederhana, melihat kesegaran susu dari hasil pencampuran sampel susu dengan alkohol, apakah pecah atau tidak susunya. Susu yang pecah dapat terlihat dengan gumpalan susu yang menempel di dinding kaca. Kalau pecah berarti susu udah diragukan kesegarannya. Alias ga layak di distribusi. Sedikit insightnya tentang uji alkohol ini, kenapa dijadikan uji cepat di lapang, selain mendapat alkohol 70% ga susah dan harga murah juga pengujiannya sederhana namun sarat makna. Alkohol punya sifat menyerap air yang baik atau daya dehidrasi nya tinggi. Di dalam susu ada banyak butir lemak susu (kasein) yang tersusun atas komponen lipid dan protein yang terselubung dalam ikatan mantel air. Kalau susu asam, selubung air yang menyelimuti protein didalamnya akan melemah. Nah kalau ditambah alkohol, sifat alkohol ini kan nyerep H+, jadi ketariklah H+ untuk berikatan dengan alkohol, jadi selubung air tidak stabil pada kseserap alkohol, selanjutya protein yang udah ga ada mantelnya lagi itu saling terkoagulasi membentuk gumpalan gumpalan. Begitu ceritanya...

Back to the topic...

Selesai penampungan, susu yang udh dalam container besar besar ini kemudian di taruh dalam cooling unit (CU) seperti gambar di bawah. Suhu awal susu datang ke lokasi CU adalah 28 derajat, nah di cooling unit (CU) ini susu disimpen dalam suhu sampai 2 derajat selama 6-7 jam, baru di anter ke IPS (Insutri Pengolaha Susu) di Jakarta...
Pakai truk lagi dengan rantai dingin biar fresh to serve

Cooling Unit situesyen
Seneng soalnya pertama kali. Dan kesannya sangat baik! Terima kasih peran peran yang sudah mau sharing tempat duduk, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, dan beliin gorengan :) Jam 08.00 pulang deh balik ke kantor KPSBU. Lanjut ke Lab Kesmavet nya untuk hitung TPC. 

That's all :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi di Thailand part 2 : Pembuatan SKCK

Mengapa stainless steel dan aluminium tidak mudah berkarat?

Studi di Thailand : Persiapan Keberangkatan Part 1