Kopdar Santai Edisi : Toxoplasmosis


Sering banget denger, kalau masyarakat umumnya takut pelihara kucing karena salah satu alasannya bahaya. Bahaya kena Toxo. Apalagi orang tua yang punya anak cewe, pasti khawatir kalau anaknya main-main sama kucing. Disclaimernya, “Ati-ati, nak! bisa mandul”

Emang bener main sama kucing bisa bikin mandul?

Bukan kucingnya yang bikin mandul. Tapi protozoa yang menginfeksi kucing tersebut yang menjadi bahaya. Protozoa nya bernama Toxoplasma gondii. Kucing bisa terinfeksi T. gondii ini karena diberi pakan daging mentah atau makan tikus hidup yang ternyata tikusnya terinfeksi T. gondii.

Apa sih Toxoplasma itu?

Toxoplasma gondii (T. gondii) adalah protozoa obligat intraseluler dan merupakan satu-satunya spesies dari Genus Toxoplasma. Toxoplasmosis adalah istilah penyakit yang diakibatkan oleh T. gondii. Penyakit ini termasuk 15 jenis penyakit zoonotik prioritas menurut Kep Mentan no 4971 tanggal 9 Des 2013. Sebenernya protozoa ini ga hanya menginfeksi kucing, tapi semua spesies berdarah panas. Karena sifat protozoa ini non specific host, artinya bisa infeksi spesies apapun tidak hanya spesifik pada spesies tertentu.
Padahal kalau kata ishiknas (http://wiki.isikhnas.com/images/2/23/Penyakit_TOXOPLASMOSIS.pdf) prevalensi kejadian Toxoplasmosis pada kambing (60%) dan domba (71.97%) lebih besar dibanding kejadian pada kucing (40%) sendiri. Gimana kalau di manusia? Ternyata lebih tinggi lagi yaitu sebesar 88% ! sayangnya, di Indonesia sendiri kalau persentase Toxoplasmosis pada manusia yang disebabkan karena kucing belum ada.

Tapi kenapa kucing yang lebih sering terkenal sebagai penular Toxo ke manusia?

Kucing punya frekuensi dan kedekatan yang tinggi dengan manusia. Kalau kata CDC (https://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/biology.html), kucing atau Famili Felidae merupakan Inang definitive dari Toxoplasma gondii ini. Meskipun kucing lebih sering kontak di kehidupan sehari-hari dengan manusia dibandingkan kambing atau domba yang “kecenderungannya” adalah dikategorikan sebagai hewan ternak. Tapi, hewan lain sebagai inang antara seperti burung, ayam, tikus, anjing, domba, kambing, sapi juga berpotensi untuk menularkan toxoplasmosis ke manusia.

Apa itu inang definitive dan inang antara?

Inang definitive. Artinya, di kucing inilah T. gondii bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Secara seksual dengan proliferasi mikrogamet dan makrogamet membentuk ookista yang dikeluarkan melalui feses. Dan akan menginfeksi banyak spesies di waktu yang tepat. Apabila lingkungan mendukung ookista akan bersporulasi atau matang dalam rentang 1-5 hari dan menjadi ookista infektif. Jadi, kalau punya kucing di rumah, rajin rajin bersihin fesesnya dengan desinfektan jangan didiemin sampe berhari-hari baru dibersihin. Hari ke 4-5 kemungkinan ookista nya udah siap di fase infektif dan besar kemungkinannya buat infeksi T. gondii. Dan ookista tersporulasi ini bisa tahan berbulan bulan di lingkungan (24 derajat C).
Inang antara T. gondii berkembang secara aseksual yaitu pembelahan vegetative dengan membelah diri (ookista tersporulasi-takhizoit-bradizoit). Kalau pada inang definitive bisa menularkan dengan produk ookista tersporulasi melalui feses, sedangkan pada inang antara bisa menularkan ke manusia dengan produk kista yang dorman dalam jaringan (bradizoit) yaitu berupa daging yang tidak matang misalnya. Atau produk tropozoit yang beredar pada cairan limfa atau darah (takizoit) melalui transfusi darah misalnya. Jadi, ternyata penting juga memastikan kematangan daging yang di konsumsi. Masak daging minimal 66 derajat selama 10 menit untuk mematikan kista dalam jaringan.

Gimana caranya tau kalau kucing kita kena Toxoplasmosis?

Gejala di kucing jarang terlihat. Biasanya hanya ditandai dengan diare, eksudat di mata, bercak pendarahan di feses, mukosa kekuningan, pembesaran limfogalndula, enteritis. Memang untuk lebih pasti bisa di uji secara serologis dengan ELISA, uji fiksasi komplemen, dan pewarnaan sabin Feldman test.

           Gimana caranya bisa nular ke manusia?

Transmisi T. gondii ke manusia bisa secara dapatan atau kongenital. Secara dapatan, Entri port atau pintu masuknya protozoa ini melalui fecal-oral. Artinya dikeluarkan dari inang definitive (kucing) melalui feses dan masuk ke tubuh manusia melalui mulut.
Bisa juga transmisinya secara kongenital yaitu kalau seorang ibu yang mengandung misalnya kepalang terinfeksi T. gondii ini lalu menularkan ke bayi nya melalui transplasenta. Infeksi ini dapat mengakibatkan gangguan parah pada bayi yang dilahirkan seperti membesarnya kepala (hidrosefalus), gangguan pada mata (korioretinitis), dan keterbelakangan (retardasi) mental.
Jadi, kalau kita konsumsi daging kambing atau domba misalnya yang terinfeksi T.gondii dan ga dimasak matang, bisa jadi kita terinfeksi.
Atau kalau kita abis bersihin feses kucing yang ternyata di fesesnya ada ookista tak terlihat mata, kemudian nempel di tangan atau sela sela kuku, dan kita ga cuci tangan dengan bersih, bisa jadi kita terinfeksi juga.
Atau bisa jadi, hewan invertebrate seperti lalat berperan sebagai inang mekanik yang menghantarkan ookista dari feses ke makanan. Lalu makanan yang ada ookista tak kasat mata itu kita makan
Atau melalui transfusi darah (bentuk tropozoit), transplantasi organ (bentuk tropozoit atau kista), dan melalui luka terbuka.
Yang pasti bukan melalui UDARA.

Gejala nya di manusia gimana?

Manusia yang terinfeksi secara dapatan ini biasanya hanya menunjukkan gejala yang umum, bahkan bisa tidak menimbulkan gejala, seperti rasa lemah, demam, dan sakit kepala. Pada wanita maupun pria usia reproduktif bisa menyebabkan mandul apabila sudah berlangsung lama. Karena protozoa ini dapat menyerang sel sel gamet. Pada pria dapat menyebabkan mandul, Karena terhambatnya saluran sperma akibat kista yang menyebabkan peradangan saluran. Untuk mendiagnosa nya bisa langsung tanyakan pada Dokter kepercayaan anda J

            Jadi bukan karena rambut kucing atau nyium-nyiumin kucing kan?

Bukan. Tapi menjaga rambut dan seluruh tubuh kucing tetap bersih itu lebih baik. Karena kita ga bisa jamin, kucing yang senang “mengroomingkan diri itu” misalnya baru defekasi lalu menjiat-jilati anusnya dan rambut-rambut tubuhnya, kemungkinan menyebar itulah yang kita tidak tahu. Selama tidak termakan oleh kita. Aman J

            Pencegahannya gimana?

Menjaga hygiene personal dan hygiene pangan. Mulai dari cuci tangan yang benar dan bersih. Menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi dan kematangannya J

Pengobatannya pada kucing atau manusia yang udah kena gimana?

Pengobatan pada kucing atau manusia bisa dengan pemberian kombinasi pyrimethamine dengan trisulfapyrimidine, dosis yang berbeda Untuk lebih jelasnya bisa langsung datangi Dokter Hewan dan Dokter manusia kepercayaan anda J

Simpulannya,
Jadi, tidak masalah jika dekat dan sayang dengan kucing. Tetap ingat, cuci tangan sehabis memegang hewan itu penting dan rajin-rajin menjaga kebersihan dan kesehatan Kucing peliharaan anda, demi kesehatan pemeliharanya juga J

-
raniimaghfira

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi di Thailand part 2 : Pembuatan SKCK

Mengapa stainless steel dan aluminium tidak mudah berkarat?

Studi di Thailand : Persiapan Keberangkatan Part 1